Thursday, 12 October 2023

This too Shall Pass, Bu!

Hai Bu! Perubahan apa sih yang dirasakan setelah menjadi ibu? Saking banyaknya jadi bingung mau mulai jawab dari mana. Gitu nggak sih bu? 


Ibu adalah sosok multiperan yang diemban oleh seorang perempuan ketika dia memutuskan untuk memiliki anak, baik dengan melahirkannya atau mengadopsinya. Banyak sekali perubahan yang dialami oleh perempuan ketika dia menjadi seorang ibu. 


Ini beberapa perubahan yang kurasakan berdasarkan pengalamanku setelah menjadi ibu: 


  1. Tak sebebas merpati..

Siapa nih Bu yang kalau diajakin hangout langsung bilang yes? Kalau dulu diajak kemana aja bisa langsung sat set tanpa pikir panjang, sekarang harus mikir berkali-kali. Tak jarang saat keluar sendiri pun ada rasa tak nyaman karena memikirkan anak di rumah. 


  1. Lebih ribet 

Kalau dulu saat pergi tinggal bawa dompet sama handphone, sekarang bawa tas segambreng. Yang isinya kebanyakan peralatan anak dari mulai popok, baju ganti, cemilan, bahkan sampai mainan anak. 


  1. Udah lewat masa jijik-jijikan

Kalau dulu anti banget ngebayangin harus cebokin anak. Sekarang ya kita lagi makan pun kadang anak minta dicebokin, harus mau ya, Bu! 😜


  1. Lebih jago begadang

Kalau dulu setelah begadang menyelesaikan tugas atau maraton drakor, besoknya bablas balas dendam tidur sampai berhari-hari. Sekarang mana bisa, tiap hari ku begadang jangan begadang… Apalagi yang punya new born baby


  1. Style fashion berubah

Kalau dulu mau pergi harus selalu matching warna baju, kerudung, dan sepatu. Sekarang sudah pakai baju dengan benar dan sesuai juga alhamdulillah. Apalagi saat menyusui, semua style ganti dengan baju berkancing atau busui friendly.


  1. Level multitasking meningkat

Saat masih belum menikah, rasanya jarang banget melakukan suatu hal bersamaan. Semuanya dikerjakan satu per satu karena biasanya menuntut hasil yang sempurna. Sekarang kalau menuntut kesempurnaan, kepala Ibu rasanya mau pecah. Bisa mengerjakan dua atau tiga pekerjaan sekaligus adalah hal yang paling efisien buat Ibu. Kalau aku biasanya masak bisa sambil nyuci baju di mesin cuci atau sambil cuci piring. Tapi, itu juga baru bisa terlaksana kalau anak nggak rewel minta digendong. Kalau lagi kumat nempelnya ya ambyar semua, boro-boro bisa disentuh 😅



Sumber: www.freepik.com

Semua perubahan itu nyata dan ku rasa semua Ibu pasti merasakannya. Terutama bagi new mom, perubahan ini sangat terasa sekali. Butuh adaptasi dengan segala hal mulai dari perubahan bentuk tubuh, pola tidur, dan kebiasaan mengurus bayi dan pekerjaan domestik. Apalagi yang semuanya harus dilakukan sendiri tanpa ada support system tambahan selain suami. Belum lagi dengan drama ibu bekerja atau full time mom


Maka, menurutku Ibu harus selalu menjaga kewarasan diri dan kesehatan mental Ibu supaya terhindar dari baby blues, post-partum depression atau parental burnout


Beberapa hal yang aku lakukan untuk tetap menjaga kewarasanku sebagai ibu:


  1. Mengenali diri Ibu lebih dalam 

Banyak Ibu yang setelah melahirkan kehilangan jati diri dan kepercayaan dalam dirinya. Maka penting sekali untuk Ibu mengenali diri lebih dalam lagi. Tanyakan pada diri Ibu apa yang Ibu mau, apa yang Ibu sukai, dan jangan takut untuk meraih mimpi Ibu yang sempat tertunda. 


  1. Jangan lupa me time 

Me time ini adalah jurus terampuh untuk menghindari kelelahan dalam mengasuh anak, karena kita bisa melakukan hal yang kita suka dan rasanya hati terisi kembali. Ibu bisa menitipkan sebentar anak ke suami atau orang tua saat melakukan me time. Tidak perlu merasa bersalah, karena Ibu juga butuh waktu untuk diri sendiri. 


  1. Melakukan journaling 

Journaling ini berguna untuk mengalirkan rasa emosi dan perasaan negatif Ibu, jadi Ibu lebih bisa mengendalikan emosi. 


  1. Mencari komunitas sebagai support system

Dengan adanya komunitas, Ibu bisa menambah teman dan tidak akan merasa sendiri lagi. Ibu bisa saling bercerita dengan sesama Ibu dan mendapatkan sharing ilmu baru dari pengalaman ibu-ibu lain. Selain itu, Ibu juga jadi punya wadah untuk aktualisasi diri dengan berkegiatan positif. 


Yuk, Bu temukan support system terbaikmu untuk bisa mendukungmu dan membantumu dalam segala hal. Termasuk membantu Ibu melewati segala bentuk perubahan yang dirasakan selama menjadi Ibu. This too shall pass, Bu! 😊


Wednesday, 11 October 2023

Menulis Satu Kalimat Per Hari Bikin Ibu Jadi Penulis Handal, Kok Bisa?

 "When asked, ‘How do you write?’ I invariably answer, ‘one word at a time’.” (Stephen King)

Hai Ibupreneur!

Ibu tahu nggak Stephen King? Dia adalah salah satu penulis terkenal Amerika yang sudah menghasilkan begitu banyak karya dalam genre horor, science-fiction, kriminal, dan fantasi. Bahkan beberapa bukunya ada yang dijadikan sebuah film. Stephen King juga mendapatkan beberapa penghargaan, salah satunya World Fantasy Award pada tahun 2004 dengan kategori life achievement. Meskipun Stephen King ini sudah menjadi penulis terkenal, dia masih terus konsisten menulis setiap hari. Dalam satu hari, King bisa menargetkan menulis sampai 6 halaman atau setara 2000 kata.

Bagaimana King bisa melakukan itu? Ternyata dia memulainya dengan menulis satu kata setiap saat, seperti dalam kutipan di atas. Terdengar sederhana bukan?

Sumber: Google

Jika Ibu merasa ini terlalu mudah mungkin Ibu bisa menambahkan lagi target Ibu dengan menulis satu kalimat setiap hari, seperti yang dikatakan Himam Miladi dalam buku “Menulis itu Menyenangkan: 25 Tips dan Motivasi Menulis Untuk Pemula”.

Menulislah satu kalimat setiap hari!” (Himam Miladi)

Siapa sih yang nggak bisa menuliskan satu kalimat setiap hari? Semua pasti bisa kan! Tapi kok, apa nggak terlalu mudah dengan menulis satu kata atau satu kalimat setiap hari? Nah justru itulah, harapannya dengan mencoba menulis satu kata pada satu waktu kita akan merasa konyol dan pasti akan menambahkan tulisan menjadi satu kalimat. Dan ketika satu kalimat sudah selesai pasti kita tidak ingin berhenti disitu. Timbullah keinginan untuk menuliskan kalimat selanjutnya. Begitu seterusnya, sampai tanpa kita sadari ternyata kita sudah berhasil menuliskan satu paragraf atau bahkan satu artikel. Menarik bukan?

Sumber: www.freepik.com

Poinnya adalah mulailah menulis dengan target-target kecil setiap harinya. Jika Ibu bisa konsisten melakukannya setiap hari, maka Ibu akan terbiasa dan kemampuan menulis pun akan semakin terasah.

Apa dengan rutin menulis saja sudah cukup membuat kita menjadi penulis handal? Tidak semudah itu, Ferguso! Untuk bisa menulis yang baik tentu saja kita perlu memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dalam suatu hal. Nah darimana kita bisa mendapatkannya? Tentu saja dengan banyak membaca.

Sumber: www.freepik.com

Membaca adalah kegiatan yang sangat berkorelasi dengan menulis, keduanya tidak dapat dipisahkan. Seperti yang dikatakan Stephen King bahwa “Membaca adalah pusat yang tidak bisa di hindari oleh penulis.” Dengan banyak membaca Ibu jadi punya amunisi yang banyak dalam menulis dan kualitas tulisan Ibu bisa mengalami peningkatan. Seiring banyaknya literatur yang dibaca akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita. Ibu pun semakin paham beragam gaya penulisan, bagaimana membuat alur penulisan, dan cara membuat artikel yang baik.

Setelah Ibu berhasil menulis dan membaca dengan konsisten setiap hari, lihatlah apa ada perubahan yang signifikan dalam 1 bulan? Jika ada maka rayakanlah pencapaian Ibu meski hanya dengan hal yang sederhana. Ibu bisa melakukan hal menyenangkan yang Ibu sukai setelah selesai menyelesaikan target menulis dan membaca di hari itu, misalnya mendengarkan podcast, menikmati pemandangan sore hari ditemani teh hangat, atau sekadar tidur siang. Loh, ini kan yang sudah biasa kita lakukan setiap hari!

Nah iya, justru itu. Intinya adalah mengubah pola pikir kita. Daripada Ibu melakukan hal-hal menyenangkan tanpa rencana, lebih baik Ibu kerjakan terlebih dahulu target di hari itu. Baru setelahnya Ibu bisa memberikan apresiasi diri dengan melakukan hal yang menyenangkan. Contohnya seperti memberikan apresiasi pada anak Ibu untuk screen time setelah dia menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

Nanti setelah Ibu berhasil menyelesaikan satu tahapan yang lebih besar dalam perjalanan menulis, Ibu bisa memberi apresiasi dengan hadiah yang lebih besar dan mahal. Dengan memberikan apresiasi kepada diri sendiri, Ibu akan menemukan motivasi lebih untuk mempertahankan rutinitas menulis dan Ibu akan semakin handal dalam menulis.

Sumber: www.freepik.com

"Penulis tidak pernah dilahirkan, tetapi dia diciptakan. Bakat menulis tidak selalu dibawa sejak lahir, tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan.” (Bambang Trimansyah)

Yuk Bu, temukan motivasi dan gagasan Ibu dalam menulis! Tentunya perlu diiringi dengan konsistensi, kesabaran, dan kegigihan dalam menggapai mimpi Ibu untuk menjadi penulis handal. Mari kita raih bersama dengan mulai menulis satu kalimat setiap hari! Berani mencoba Bu? :blush:

Referensi:
https://maddierosier.medium.com/how-does-stephen-king-write-so-damn-fast-81cf0909a941#:~:text=Like%20any%20skill%2C%20one%20can,least%206%20pages%20a%20day.

https://www.publicationcoach.com/reward-yourself-for-writing/

https://www.sfadb.com/World_Fantasy_Awards_2004

Miladi, Himam. 2021. Menulis itu Menyenangkan: 25 Tips dan Motivasi Menulis Untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.








Banyak Anak, Mudah atau Susah?

Siapa nih Bu yang udah punya anak lebih dari satu? Bagaimana Ibu menyeimbangkan pengasuhannya? Lebih mudah atau susah ya?


Mudah atau susah itu relatif ya, Bu! Semuanya bergantung dari jarak usia anak dan kesiapan dari ibu saat memutuskan untuk memiliki lebih dari satu anak. Karena saat memiliki banyak anak, Ibu akan menghadapi kebutuhan, kepribadian, dan keinginan anak yang berbeda-beda. Dan jika tidak dipersiapkan, maka Ibu bisa saja mudah mengalami kelelahan, bahkan berujung pada stress atau parental burnout.

Memiliki anak membuatmu menjadi orang tua; memiliki 2 anak, kamu adalah seorang wasit.” (Anonymous)

Nah, Ibu bisa melakukan beberapa hal di bawah ini untuk menyeimbangkan pengasuhan anak:

1. Buat jadwal quality time bersama anak (one-on-one)
Ibu perlu menjadwalkan waktu yang berkualitas di mana Ibu bisa hadir secara mindful menemani anak. Dan saat Ibu fokus bersama satu anak, jangan sampai ada gangguan dari anak yang lainnya. Cukup sekitar 10-15 menit saja setiap hari. Hal ini bisa membuat anak lebih merasa diperhatikan, tangki cintanya terpenuhi, dan akan mengurangi rasa kecemburuan anak.

Sumber: www.freepik.com

2. Jangan bandingkan anak dan bersikaplah adil
Setiap anak pasti memiliki karakter yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda. Meskipun begitu, kita tetap harus berlaku adil terhadap anak supaya tidak menimbulkan kecemburuan. Membandingkan anak hanya akan membuat anak merasa direndahkan dan tidak berharga.

3. Ajarkan anak konsep berbagi dan bergiliran
Berbagi adalah keterampilan yang harus dimiliki anak untuk bisa membangun hubungan baik dengan orang lain. Tapi, mengajarkan konsep berbagi tidaklah mudah. Apalagi bagi anak balita yang sebagain besar belum paham konsep berbagi. Kita bisa mengajarkan anak berbagi dan bergiliran dengan sering memberikannya contoh sehari-hari. Anak pun akan terbiasa dan mulai menirunya.

Sumber: www.google.com

4. Jelaskan emosi yang dirasakan anak dan validasi perasaannya
Ibu bisa membantu anak untuk melabeli emosi yang dirasakan dan memvalidasinya sehingga anak akan merasa dimengerti dan diperhatikan. Hal ini bisa menumbuhkan sikap empati pada dirinya. Anak pun akan lebih memahami dan peka terhadap perasaan saudaranya.

5. Berikan ruang untuk anak bermain sendiri (independent play)
Tetap berikan anak ruang yang aman dan nyaman untuk dia berekspresi saat bermain sendiri. Dengan independent play anak juga punya kesempatan untuk bermain sesuai imajinasinya tanpa ada gangguan dari saudaranya. Hal ini bisa mengurangi perkelahian atau perebutan mainan.

6. Buat rutinitas yang teratur
Dengan rutinitas yang teratur anak bisa memprediksi kegiatan apa yang dia lakukan sehari-hari. Kedisiplinan anak akan meningkat, anak jadi lebih terorganisir, lebih bahagia, dan lebih percaya diri.

Mengasuh dua anak atau lebih itu memang lebih menantang. Ibu pasti perlu beradaptasi lagi dengan keadaan yang baru. Tak jarang para ibu kelelahan dan kehilangan kendali karena emosi berlebih. Maka Ibu bisa menerapkan tips di bawah ini untuk tetap menjaga kesehatan mental Ibu dalam pengasuhan.


Jadi, menurut Ibu punya anak banyak itu mudah atau susah? Yuk, ceritakan pengalaman Ibu dalam mengasuh anak Ibu di kolom komentar!

Referensi:
https://www.parentclub.scot/articles/managing-multiple-children


https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220322081813-260-774505/7-cara-menjaga-kesehatan-mental-ibu/amp