Hai hai! Gimana kabar di bulan Ramadan ini? Sekarang sudah di 10 hari terakhir Ramadan, gimana perasaannya? Sedih ya sebentar lagi mau meninggalkan Ramadan. Semoga masih bisa memaksimalkan lagi ibadah di hari-hari terakhir dan bisa mendapatkan Lailatul Qadar. Aamiin…
By the way, sebelumnya aku pernah share buku-buku yang recommended dibaca oleh ibu. Nah, sekarang aku mau kasih rekomendasi buku yang oke kalau dibaca para ayah, ibu juga boleh baca kok 🙂. Menurutku kedua buku ini bisa dijadikan referensi bagaimana gaya parenting seorang ayah, atau bagaimana seorang ayah ingin diingat oleh anaknya kelak.
Novel Ayah Karya Andrea Hirata
Siapa sih yang nggak kenal Andrea Hirata? Penulis yang karyanya selalu best seller ini punya gaya menulis yang khas: puitis, mengalir, dan sering diselipi humor. Karakter dalam novelnya kuat dan relatable dengan kehidupan sehari-hari. Ceritanya juga sarat dengan budaya Melayu Belitong yang kental. Dan salah satu karyanya yang sangat menyentuh adalah novel Ayah.
Sinopsis Singkat
Sabari adalah seorang pria yang dingin, susah jatuh cinta, tapi berhati lembut dan penuh kasih sayang. Awalnya dia tidak mau mengenal yang namanya cinta dan selalu sarkas saat kedua sahabatnya, Ukun dan Tamat membicarakan cinta. Namun, semuanya berubah saat dia bertemu dengan Marlena, seorang gadis cantik yang memberinya sebuah pensil setelah dia mengambil kertas jawaban Sabari saat tes masuk SMA.
Akhirnya mereka masuk di SMA yang sama. Setiap hari Sabari semakin jatuh hati pada Lena dan dia selalu membuat puisi untuknya. Tapi sayang, Lena tidak pernah membalasnya dan selalu mengacuhkan Sabari karena dia bukan tipe idaman Lena. Singkat cerita, Sabari selalu berusaha berada di dekat Lena, hingga setelah lulus sekolah, dia mencoba bekerja di perusahaan batako milik Markoni, ayah Lena.
Markoni adalah sosok ayah yang bertanggung jawab. Meskipun telah mengalami banyak kegagalan, tapi ia selalu berusaha untuk membuat anaknya tidak mengalami nasib yang sama sepertinya. Hal inilah yang membuat Markoni sedikit keras dan tegas pada anaknya, Lena. Tak jarang mereka beradu mulut dan argumen, dan puncaknya terjadi saat Lena terjerumus pada pergaulan bebas.
Sabari yang masih memiliki perasaan pada Lena mengajukan diri untuk bertanggung jawab dan menikahi Lena yang telah mengandung, padahal bukan anaknya. Meskipun bukan anak kandung, Sabari sangat mencintai anaknya, Zorro, dan selalu berusaha untuk merawat serta membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Zorro telah merubah hidup Sabari dan menjadikannya ayah yang paling bahagia di dunia. Ia rela melakukan apa saja asal selalu bersama dengan Zorro.
Namun, nasib baik tidak selalu datang pada Sabari. Lena menceraikan Sabari dan mengambil Zorro bersamanya untuk merantau dan hidup berpindah-pindah. Sedangkan Sabari menjadi orang yang hampir gila saat kehilangan Zorro. Hidupnya berubah dan tidak memiliki arah tujuan, mirip seperti orang linglung dan gila. Untungnya, kedua sahabat Sabari mencari Zorro dan akhirnya berhasil membawa Zorro kembali ke Belitong.
Novel ini menghadirkan berbagai nuansa emosi, dari haru, humor, hingga kritik sosial yang dikemas dengan gaya khas Andrea Hirata. Dengan alur yang dinamis dan penuh kejutan, Ayah berhasil menyentuh hati pembaca dan menunjukkan bahwa kasih sayang seorang ayah adalah kekuatan yang luar biasa. Dalam cerita ini terasa sekali betapa beruntungnya Zorro memiliki ayah seperti Sabari yang rela berkorban, menjaga, dan merawat tanpa lelah hingga sang anak tumbuh menjadi anak yang pintar, memiliki empati dan kesabaran yang tinggi seperti ayahnya.
Banyak hikmah yang bisa diambil dari cerita Ayah, bahwa Ayah bisa menjadi sosok yang tegas tapi bisa juga menjadi sosok yang lemah lembut, rela berkorban, dan ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Apa yang dilakukan Sabari bisa menjadi contoh bagaimana dia selalu ingin hadir di setiap momen dan membuat kenangan indah bersama Zorro serasa hari itu adalah hari terakhirnya bersama sang anak.
Cerita ini juga masih kental dengan budaya Melayu di Belitong. Jadi pembaca juga bisa mempelajari sedikit budaya tutur lisan yang baik dari orang Belitong. Lebih menyenangkan lagi, dalam novel ini banyak berisi puisi yang ditulis dengan sangat indah, yang menunjukkan bahwa orang Belitong juga melek dengan puisi.
Meskipun sarat makna dan moral, novel ini memiliki alur campuran sehingga menimbulkan sedikit ketidaknyamanan dalam membaca. Pembaca harus ekstra fokus agar paham cerita secara keseluruhan karena akan muncul banyak tokoh yang berbeda-beda di tengah cerita.
Buku Terima Kasih Bapak Karya Yosay Aulia
Buku ini ditulis oleh Yosay Aulia, seorang penulis indie yang berbagi kisahnya tentang sang bapak. Buku ini mengangkat peran ayah dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anaknya, terutama tentang ketegasan, keberanian, dan kedisiplinan.
Dalam buku ini, Yosay menggambarkan kisah pribadinya dengan sang bapak. Meskipun menceritakan pengalaman pribadi, tapi buku ini berhasil membuat pembaca menyadari bahwa bapak bisa menjadi teladan bagi anaknya dalam hal ketegasan, keberanian, dan kedisiplinan. Selain itu, bapak bisa menjadi pembentuk karakter dan nilai kehidupan yang baik bagi anak-anaknya.
Yosay menyampaikan pengalamannya dengan sederhana dan mengalir, sehingga pembaca bisa merasakan bagaimana sosok bapak yang memberikan teladan atau contoh melalui segala sikap dan sifatnya. Pembelajaran hidup yang diwariskan sang bapak sangat membekas dan membentuk karakter baik pada Yosay saat ini. Dan sebagai pembaca, kita juga bisa mencontoh untuk terus mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang positif dan menjadi role model yang baik agar anak kita mendapatkan fondasi yang kuat untuk masa depannya nanti.
Ayah, Sosok yang Tak Tergantikan
Masih banyak buku tentang ayah yang bisa dijadikan referensi cara pengasuhan yang baik bagi anaknya. Tapi, dari dua buku ini saja, kita bisa melihat betapa besar pengaruh seorang ayah dalam kehidupan anaknya. Baik itu Sabari yang penuh pengorbanan atau bapak Yosay yang disiplin dan tegas, mereka sama-sama menjadi pilar dalam keluarga.
Setiap ayah punya caranya sendiri dalam mencintai dan mendidik anak-anaknya, tapi yang terpenting adalah kehadiran mereka dalam setiap fase kehidupan sang anak. Dukungan, perhatian, dan kasih sayang seorang ayah akan menjadi bekal berharga yang membentuk karakter anak di masa depan.
Jadi, buat para ayah di luar sana, yuk lebih terlibat dalam kehidupan anak-anak kita! Seperti Sabari dan bapak dalam cerita di atas, cinta dan kehadiran ayah adalah anugerah yang tak ternilai harganya.