Tuesday, 31 December 2024

Tahun Baru, Resolusi Baru, Saatnya Menentukan Tujuan Lebih Efektif dengan SMART Goal Setting

Tak terasa tahun 2024 sudah mau berakhir. Gimana tahun 2024 mu? Apakah menyenangkan atau banyak hal sedih? Apakah semua resolusi dan goals-mu terwujud? 

Itulah sekian banyak pertanyaan yang sering muncul saat mendekati detik-detik pergantian tahun. Dan apapun jawaban kamu saat menjawab pertanyaan di atas, tidak ada yang benar dan salah. Semua jawaban boleh karena setiap orang pasti memiliki goals yang berbeda dan pengalaman yang berbeda. 

Yang pasti, apapun yang sudah dialami jangan lupa untuk selalu bersyukur dan berterimakasih pada diri sendiri karena sudah mampu melalui tahun ini dengan baik. Kamu sudah bisa bertahan dengan segala ujian yang datang. Apresiasilah setiap pencapaian yang kamu lakukan dan evaluasi apa yang perlu kamu tingkatkan di tahun berikutnya. 

Selain refleksi dan evaluasi, pergantian tahun juga menjadi momen untuk membuat resolusi yang baru untuk menyambut tahun baru. Terkadang resolusinya itu ya lanjutan dari resolusi tahun sebelumnya yang belum tercapai. It’s okay, gak ada yang salah dengan itu. Tapi, pastikan kamu harus membuat resolusi itu lebih terukur dan buat action plan yang lebih kecil sehingga mimpimu terlihat lebih mudah diwujudkan. 

Ada beberapa metode untuk membuat tujuan atau resolusi di tahun baru, salah satunya adalah SMART Goal Setting. Apa itu SMART Goal Setting? SMART Goal Setting adalah cara untuk menentukan tujuan yang efektif. SMART adalah akronim dari Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan Time-bound



Dengan menentukan tujuan menggunakan metode ini, harapannya kita menjadi lebih fokus pada satu tujuan dan kita sudah memiliki langkah-langkah aksi yang realistis untuk mencapainya disesuaikan dengan waktu yang sudah ditentukan. Jangan lupa untuk melakukan evaluasi dalam setiap prosesnya dan rayakan setiap pencapaian kecil yang berhasil dicapai. 

Dalam proses pencapaian tujuan pastilah tidak mudah karena terkadang kita harus keluar dari zona nyaman. Kita harus melakukan berbagai macam perubahan dan aksi untuk membuat kebiasaan baru agar tujuan bisa tercapai. Hal itu tidak mudah dan cukup menantang, tapi bukan berarti tidak bisa dilalui. 

Berikut ada beberapa tips agar kamu bisa keluar dari zona nyaman dengan lebih mudah. 

  1. Buatlah aksi kecil dalam bentuk to do list dan tuliskan ke dalam jurnal atau aplikasi di smartphone

  2. Gunakan alarm agar kamu bisa mengerjakan to do list kamu tepat waktu. 

  3. Berani mencoba hal baru dan teruslah bertumbuh. Tidak selamanya hal yang baru itu menakutkan. Tidak ada salahnya untuk terus mencoba karena dengan mencoba sesuatu yang baru kamu akan mendapatkan pengalaman baru yang bisa membantu kamu untuk menghadapi tantangan lain ke depannya. 

  4. Berkumpullah dengan teman yang memiliki positive vibes. Dengan begitu kamu akan selalu ketularan semangat positifnya yang akan membuatmu semakin semangat untuk mencapai tujuanmu. Kalau perlu, bergabunglah dengan komunitas yang satu value dan rasakan semangat mereka untuk terus bertumbuh dan berkembang. 

  5. Jangan takut merasa gagal karena kegagalan akan membawamu menjadi orang yang lebih tangguh. Bangkit dari kegagalan akan membuatmu menjadi orang yang lebih kuat, resilience, dan mampu menghadapi tantangan masa depan. 


Yuk, kita mulai tentukan tujuan dan resolusi baru untuk tahun 2025! Pastikan untuk gunakan SMART goal setting agar tujuan bisa tercapai dengan lebih efektif. Selamat mencoba! 😊

Monday, 30 December 2024

Menjelajahi Taman Nasional Alas Purwo, Dibalik Cerita Mistis Ada Pemandangan Alam Indah Nan Memesona

Pintu masuk Taman Nasional Alas Purwo (Sumber: Boombastis.com)


Apa kalian pernah dengar tentang Alas Purwo? Alas Purwo adalah salah satu taman nasional yang berada di ujung timur Pulau Jawa yaitu di Banyuwangi. Konon katanya daerah tersebut memiliki kemagisan dan cerita horor nya. Namun dibalik itu, ternyata Alas Purwo menyimpan keanekaragaman hayati dan keindahan alam yang menakjubkan. 

Melansir dari laman Kementerian Lingkungan Hidup, Taman Nasional Alas Purwo ini merupakan hutan dengan luas sekitar 43.420 hektar dan memiliki berbagai macam tipe ekosistem mulai dari pantai (hutan pantai) sampai hutan hujan dataran rendah, hutan mangrove, hutan bambu, savana, dan hutan tanaman. Keanekaragaman jenis flora daratnya juga termasuk tinggi hingga lebih dari 700 jenis tumbuhan mulai dari tumbuhan bawah sampai tumbuhan tingkat pohon dari berbagai jenis vegetasi. 

Selain flora, Taman Nasional Alas Purwo juga kaya dengan keanekaragaman jenis fauna daratan, baik dari kelas mamalia, aves, reptil dan amfibi. Sampai sekarang telah teridentifikasi sekitar 45 jenis mamalia di Taman Nasional Alas Purwo, termasuk banteng, kijang, dan macan tutul Jawa. 


Menariknya di Taman Nasional Alas Purwo ini terdapat beberapa jenis objek wisata sehingga kalau kamu datang mengunjunginya bisa berkeliling ke beberapa tempat. Tapi, tetap harus dipersiapkan perbekalan, kondisi kendaraan yang stabil, dan kondisi fisik yang sehat. Hal ini karena luasnya Taman Nasional Alas Purwo dan ada beberapa destinasi yang hanya bisa didatangi dengan berjalan kaki. 

 

Review Wisata ke Taman Nasional Alas Purwo (TNAP)


Sabtu minggu lalu, kami sekeluarga berkesempatan untuk travelling ke sana. Ini dalam rangka mengajak anak-anak yang sedang liburan sekolah untuk bisa lebih dekat dengan alam. TNAP bisa ditempuh kurang lebih 1.5 jam dari Genteng, Banyuwangi tempat kami tinggal. 


Begitu masuk ke area sana memang sepanjang jalan kanan dan kiri adalah hutan dengan berbagai macam varietas tumbuhan. Benar-benar  memanjakan mata melihat yang hijau-hijau. Disertai dengan angin semilir yang menyejukkan saat kami membuka kaca jendela mobil.


Akan tetapi, semakin ke dalam rimbunnya pepohonan yang tinggi membuat kesan magis dan mistis lebih terasa. Selain itu, berkendara kesini juga perlu sedikit lebih hati-hati karena jalanan yang cukup sempit, berliku-liku dan ada beberapa tikungan. Di pinggir jalan juga terlihat banyak ranting-ranting pohon yang berjatuhan sehingga pengemudi harus memperhatikan jalanan dengan baik. 


Tiket masuk ke TNAP itu Rp 20.000 untuk dewasa dan anak-anak di atas 4 tahun. Kendaraan roda 4 juga dikenakan biaya masuk Rp 10.000. Dari pintu masuk kita masih harus berkendara untuk mencapai beberapa objek wisatanya. 


Objek Wisata di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP)


  1. Pura Luhur Giri Salaka 

Pura Luhur Giri Salaka, tempatnya tak jauh dari pintu gerbang Alas Purwo, merupakan tempat ibadah umat Hindu yang terkenal sakral. Selain digunakan untuk upacara agama, Pura ini juga dibuka untuk masyarakat umum yang ingin merasakan wisata religi. Kami tidak sempat turun di sini karena langsung menuju tempat selanjutnya. 


  1. Pantai Pancur

Pantai Pancur bisa langsung dituju setelah Pura sekitar 5 km dari pintu masuk. Kita bisa memarkirkan kendaraan di tempat parkir dan berjalan menuju ke arah pantai. Nah, di sini perlu berhati-hati karena banyak monyet berkeliaran. Jangan pernah memberi makan monyet atau keluar dari kendaraan dengan membawa plastik makanan. Karena monyetnya cukup agresif dan bisa menyerang atau mengambil plastik makanan kita. Kemarin itu jadi kejadian yang tak terlupakan karena dikejar monyet 😆😂


Karena kami sempat dikejar monyet, kami pun mengurungkan niat untuk terus berjalan ke Pantai Pancur. Dan akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Plengkung. 


  1. Pantai Plengkung 

Pantai Plengkung atau disebut juga G-Land merupakan pantai yang sering dijadikan tempat berselancar oleh para peselancar dari mancanegara. Untuk pergi kesana kami harus menggunakan mobil jeep dan membayar biaya sebesar Rp 250.000 untuk tiket pulang pergi. Dan dari sana kami harus menempuh jarak sekitar 8 km lagi dengan kondisi jalanan yang kurang kondusif, bergelombang, dan berkelok-kelok. 


Saat sampai disana memang sepi, pantai hanya serasa milik kami. Hal ini karena di bulan-bulan ini kondisi cuaca tidak baik, sehingga pengunjung pun sedikit. Biasanya pantai ini akan ramai di sekitar bulan Maret-Mei. 


Pantai Plengkung termasuk pantai yang memiliki ombak besar karena langsung terhubung ke Samudra Hindia. Kami pun hanya bisa duduk di pinggir pantai karena memang tidak diperbolehkan untuk berenang di sana. 


Pasir putih, gulungan ombak yang megah, dan batuan karang di sepanjang pantai menciptakan panorama yang memikat para wisatawan, termasuk kami. Kami bisa berfoto-foto di sekitar pantai dan bisa juga naik ke menara kayu untuk melihat hamparan laut dan pulau lain dari atas menara tersebut. Kami juga bertemu dengan rusa yang sedang mencari makan di hutan bambu di sekitar pantai. Menurut kami, ini spot yang sangat menarik dan sayang untuk dilewatkan. 


Pantai Plengkung Banyuwangi (Sumber: dokumen pribadi)


  1. Savana Sadengan 

Untuk menuju Sadengan, kita perlu menempuh jarak sekitar 11 km lagi dari Pantai Plengkung ini. Dan mobil jeep juga bisa mengantarkan kita ke sana dengan tambahan biaya sebesar Rp 150.000. Tapi, Sadengan ini bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi dan dengan jarak yang lebih dekat jika langsung kesana dari pintu masuk tadi.  


Area ini merupakan habitat bagi mamalia besar dan berbagai jenis burung. Pengunjung hanya bisa melihat keanekaragaman hayati ini dari pos pemantauan. Dari sana pengunjung bisa mengamati satwa liar yang bergerak bebas. Meskipun tidak bisa berfoto dengan para satwa dari jarak dekat, tapi kamu bisa berfoto di sekitar savana yang menakjubkan atau memotret satwa dari jarak jauh. 

Selain objek wisata di atas, masih banyak lagi objek wisata lainnya yang bisa kalian datangi, seperti Goa Istana ataupun Mangrove Bedul yang merupakan hutan mangrove terluas di Pulau Jawa. Memang Taman Nasional Alas Purwo ini tidak bisa hanya didatangi satu kali karena saking luasnya. Tentukan prioritas kalian tempat mana yang paling ingin kalian datangi. 

Meskipun cerita tentang magis dan mistisnya masih kental, tapi pemandangan yang disajikan sangat memanjakan mata para pengunjung sehingga kalian perlu mencobanya minimal satu kali. Banyak melihat alam terbuka bisa membantu pikiran kita lebih terbuka, lebih terkoneksi dengan alam, dan bisa kurangi stress. Yuk, sering-sering main ke alam terbuka! 


Friday, 27 December 2024

Rumput Tetangga Selalu Lebih Hijau, Benarkah? Mengenal Teori Perbandingan Sosial dan Dampaknya pada Kehidupan

Sumber: www.freepik.com
Melihat mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas di salah satu cafe di kota, mengingatkanku akan masa-masa kuliah. Masa-masa menyenangkan, ketika bebas pergi kemanapun (asalkan izin orang tua ya), pergi sendirian atau bersama teman, dan bebas memilih apapun yang diinginkan. Masa muda yang kata orang adalah waktunya untuk eksplor apa saja. Rasanya sekarang aku ingin kembali ke masa itu. 

Namun, jika kita ingat kembali pada masa kuliah, kita malah merasa itu adalah masa sulit. Harus terus belajar untuk ujian, tugas menumpuk, jadwal praktikum dan ngelab yang padat terus menghantui hari-hari. Belum lagi saat masa tugas akhir, masa sulit dimana kita harus survive menyelesaikan penelitian kita agar bisa lulus dan mendapatkan gelar sarjana. Saat itu aku mengatakan ingin cepat selesai untuk bisa mencari kerja. Bahkan kadang ku berandai-andai untuk kembali ke masa kecil dan menjadi anak-anak. 


Saat flashback ke belakang, kita di masa kecil mungkin merasakan ingin segera beranjak dewasa. Dimana pendapat kita akan lebih didengar orang sekitar dan merasa lebih dihargai. Lebih bisa melakukan apapun yang diinginkan daripada terbentur berbagai peraturan orang tua. 


Selain membandingkan kehidupan sendiri, kita juga terbiasa untuk membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini biasanya dilakukan dalam hal pencapaian, sikap, dan kemampuan, yang kadang membuat kita insecure sendiri. Terutama setelah menjadi ibu, seringkali perasaan insecure dan membanding-bandingkan pola asuh kita dengan orang lain muncul hingga menyebabkan kita merasa rendah diri dan mengecap diri kita sebagai ibu yang tidak baik. 


Terlebih lagi di era digital sekarang, dimana media sosial sudah banyak dipakai orang untuk membagikan apa yang sudah mereka alami. Hal ini memperparah proses perbandingan itu sendiri. Padahal kita tidak tahu apa yang sudah orang alami dibalik apa yang mereka bagikan di media sosial mereka.  


Teori Perbandingan Sosial 


Mengutip dari Very Well Mind, bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk melakukan perbandingan antara diri mereka dengan orang lain di lingkungan sosialnya. Hal inilah yang dinamakan teori perbandingan sosial yang dikemukakan oleh seorang psikolog, Leon Festinger pada tahun 1954. Ia menyatakan bahwa individu akan cenderung menilai dirinya dengan melakukan perbandingan terhadap orang lain. 


Ada juga sebuah ungkapan yang sering kita dengar yaitu “rumput tetangga selalu lebih hijau”. Mungkin ungkapan ini benar adanya. Sebagai manusia kita cenderung merasa bahwa milik orang lain selalu lebih baik daripada apa yang kita miliki. Hal ini membuat diri sendiri sering merasa insecure dan tidak cukup dengan apa yang sudah dicapai. Padahal kita tidak tahu apa yang sudah orang lain alami untuk mencapai posisi mereka saat ini. Proses yang tidak kita ketahui itu, perlu dijadikan pertimbangan untuk diri kita agar tidak menjadi rendah diri dan berpikiran negatif pada diri sendiri. 



Berdasarkan jurnal dari Frontiers in Psychology, ada dua jenis perbandingan yang bisa dilakukan yaitu:

  1. Perbandingan sosial ke atas, terjadi ketika kita membandingkan diri dengan mereka yang kita yakini lebih baik atau lebih unggul dari kita. Perbandingan ini bisa digunakan sebagai inspirasi atau motivasi untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan diri serta terus bertumbuh. 

  2. Perbandingan sosial ke bawah, terjadi ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain yang terlihat tidak lebih baik daripada kita. Dalam perbandingan ini kita harus lebih berhati-hati agar tidak menjadi sombong dan merasa lebih hebat. Tapi, jadikan diri kita lebih bersyukur dengan apa yang sudah terjadi dalam kehidupan kita dan apa yang sudah kita miliki. Ambillah selalu sisi positif dari sebuah perbandingan.  



Dampak Perbandingan Sosial


Membandingkan diri kita dengan orang lain bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi bisa sangat bermanfaat tapi di sisi lain bisa juga merugikan. Perbedaannya terletak pada sifat perbandingan tersebut ke atas atau ke bawah, dan bagaimana diri kita bereaksi terhadap perbandingan yang kita buat. 


Misalnya kita membandingkan diri kita dengan kemampuan atau kondisi orang lain yang ada di atas kita. Maka, jangan biarkan perasaan atau pikiran negatif muncul mempengaruhi diri kita dan menjadikan diri ini kehilangan kepercayaan diri. Tapi, kita bisa menjadikan orang tersebut sebagai inspirasi atau motivasi kita agar kita bisa berkembang sesuai versi terbaik diri kita. 


Sebaliknya saat membandingkan dengan orang lain yang kondisi atau kemampuannya di bawah kita, mungkin kita merasa lebih baik dengan kemampuan diri. Tapi, perlu diingat bahwa perasaan atau pikiran ini tidak boleh membuat diri ini jadi terlalu jumawa dan melupakan Sang Pencipta yang membuat kondisi kita lebih baik. Banyak-banyaklah bersyukur dengan kondisi saat ini dan teruslah bertumbuh dan berkembang. 


Jadi, apakah benar rumput tetangga selalu lebih hijau? Semua tergantung kita melihat dari sudut pandang negatif atau positif. Tidak apa-apa sesekali kita melakukan perbandingan sosial terhadap orang lain. Namun, perhatikan juga dampak yang ditimbulkan dari perbandingan sosial yang kita lakukan, bagaimana pengaruhnya terhadap kepercayaan diri, motivasi, dan pertumbuhan diri pribadi. 


Daripada membandingkan diri sendiri dengan orang lain, ada baiknya bandingkan diri kita masa kini dan beberapa tahun ke belakang. Hal ini membuat kita tahu sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan diri ini dan kita bisa melakukan evaluasi agar hidup kita bisa lebih baik lagi setiap harinya. Aku sih masih mencoba untuk terus bisa seperti itu, bagaimana dengan kalian? 


Monday, 23 December 2024

Bisa Kurangi Stres, Simak 4 Manfaat Liburan ke Alam Terbuka

     Pantai Plengkung Banyuwangi (Sumber: dokumen pribadi)

Yeay.. musim liburan telah tiba. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak, termasuk ibunya sih hehe…


Momen liburan kali ini rasanya agak berbeda dari biasanya, karena anakku sekarang sudah kelas 1 SD. Momen ini pasti ditunggu-tunggu olehnya, karena dia sudah tidak bisa banyak absen lagi seperti waktu di TK. 


Hal berbeda lainnya adalah kondisi keluarga kami yang berada di fase LDM (Long Distance Marriage). Saat ini aku dan anakku tinggal di Surabaya, sedangkan suamiku harus bertugas di Banyuwangi. Dan keadaan ini sudah berlangsung selama sekitar 9 bulan lamanya. 


Waktu liburan seperti ini menjadi momen berharga bagi kami untuk berkumpul bersama lagi dalam waktu yang cukup lama, setidaknya 2 minggu sampai masa liburan sekolah habis. Maka dari itu, kami ingin membuat pengalaman masa liburan kali ini menjadi momen yang tak terlupakan untuk anak-anak. Harapannya sekaligus bisa membuat momen liburan menjadi lebih bermanfaat dan anak-anak mendapatkan stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya. 


Salah satu caranya adalah dengan eksplor lebih banyak ke alam terbuka. Untungnya, aku dan suami termasuk tipe orang yang suka untuk pergi ke alam terbuka. Kami lebih suka pergi ke taman atau alam terbuka dibandingkan dengan Mall atau tempat lainnya. Selain karena pemandangan di alam terbuka bisa memanjakan mata, pergi jalan-jalan atau berlibur ke alam terbuka juga jauh lebih murah dibandingkan berjalan-jalan di Mall, hehe..


 Noorderplantsoen Groningen, Belanda tahun 2018 (Sumber: dokumen pribadi)

Ternyata berdasarkan beberapa penelitian, liburan atau healing di alam terbuka memiliki berbagai manfaat, diantaranya 


  1. Meningkatkan Kesehatan Mental


Menghabiskan waktu untuk sekedar berjalan-jalan atau berlibur di alam terbuka dapat mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Lingkungan alam bebas atau area hijau yang terbuka bisa mendorong tubuh kita untuk melakukan relaksasi dan memperbaiki kinerja otak kita untuk lebih mindfulness.  


Penelitian yang dilakukan oleh Global Nature Study menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di luar ruangan dapat meningkatkan kesejahteran hingga 51% lebih baik dan mengurangi kelelahan hingga 47% lebih efektif dibandingkan teknik mindfulness yang dilakukan di dalam ruangan. Hal ini menegaskan bahwa terdapat manfaat yang signifikan dari interaksi dengan alam terhadap kesehatan mental. Selain itu, paparan ruang hijau juga bisa meningkatkan kadar serotonin dan menurunkan kadar kortisol (hormon stres). 


  1. Meningkatkan Kesehatan Fisik


Menurut Dr. Eliassen, seorang profesor di Harvard TH Chan School of Public Health, dalam popsugar.com menjelaskan bahwa paparan terhadap alam terbuka bisa meningkatkan kesehatan fisik, seperti meningkatnya kualitas tidur, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan kondisi kardiovaskular. 


Aktivitas seperti hiking, berjalan kaki, atau berenang di lingkungan alami meningkatkan kesehatan jantung dan kebugaran tubuh secara keseluruhan. Selain itu, udara segar dan sinar matahari sangat baik bagi kesehatan pernapasan dan sintesis vitamin D yang akan memperkuat sistem kekebalan tubuh.


Sebuah studi yang melibatkan anak-anak TK di Finlandia menemukan bahwa mereka yang terpapar tanah atau area alam terbuka menunjukkan peningkatan mikrobioma usus dan kekebalan sistem imun dibandingkan dengan mereka yang bermain di area perkotaan (https://www.wired.com).



  1. Meningkatkan Kreativitas dan Fokus


Liburan di alam terbuka juga memberikan pengalaman baru bagi para travelers, dan hal ini bisa memicu pelepasan dopamin yang akan meningkatkan pembentukan memori dan meningkatkan kreativitas. Berada dalam suasana yang tenang dan menyenangkan juga bisa membuat otak kita lebih fokus sehingga konsentrasi dan fungsi kognitif otak akan meningkat. Jadi, selain tubuh kita akan merasa rileks, otak juga bisa semakin berkembang dan lebih fresh. 



  1. Meningkatkan Koneksi dan Kebahagiaan


Pemandangan alam bisa membangkitkan rasa kagum dan hubungan yang lebih dalam dengan dunia, yang jarang dialami di lingkungan perkotaan. Rasa kagum pada alam ini dapat meningkatkan suasana hati yang berpengaruh pada tingkat kebahagiaan seseorang. Selain itu, aktivitas di alam bersama dengan keluarga atau teman dapat mempererat hubungan mereka. 


Pantai Pulau Merah, Banyuwangi (Sumber: dokumen pribadi)

Nah, ternyata liburan atau jalan-jalan ke alam terbuka itu memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan mental, fisik, dan kesejahteraan. Selain untuk melepaskan penat dan rasa lelah selama beraktivitas sehari-hari, liburan di alam terbuka juga bisa memberikan stimulasi bagi anak-anak serta membuat mereka lebih mencintai dan menghargai lingkungan. Tak perlu jauh-jauh, cukup datang ke taman kota, area terbuka hijau, camping di area perkemahan, atau main sekitar pantai dekat rumah. 


Yuk, coba untuk eksplore alam terbuka di sekitarmu dan ciptakan momen berharga bersama anak-anak di liburan sekolah kali ini!


Wednesday, 7 February 2024

Menjelajahi Wisata Bawah Laut di Bangsring Underwater


Minggu lalu saya dan keluarga berkesempatan untuk refreshing tipis-tipis ke Banyuwangi. Tempat baru yang akan sering kami datangi dalam satu tahun ke depan karena suami dapat tugas disana, lebih tepatnya di Genteng, Kabupaten Banyuwangi.

Setelah kami cari informasi, ternyata di Banyuwangi banyak tempat wisata pantai yang cukup terkenal, salah satunya adalah pantai yang terletak di Desa Wisata Bangsring. Bangsring Underwater adalah destinasi wisata dengan berbagai wahana laut yang bisa dicoba oleh wisatawan. Disana pengunjung bisa melakukan snorkeling, diving, atau bisa juga menyebrang ke Pulau Tabuhan atau Menjangan. 


Karena sebelumnya kami menginap di Genteng, jadi kami harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari Genteng menuju Bangsring. Saat diperjalanan sebenarnya cuaca sudah tidak mendukung karena hujan. Tapi, karena sudah setengah jalan akhirnya kami lanjutkan saja. Dan ternyata saat sampai sana pun, pantai ditutup sementara karena cuaca hujan dan ombak pun sedang tinggi. 


Setelah berdiskusi dengan pengelola disana akhirnya kami memutuskan untuk menginap di homestay dan menunggu esok pagi untuk snorkeling. Biaya untuk homestay sekitar Rp 300.000 untuk kamar dengan AC dan Rp 150.000 untuk kamar tanpa AC, sudah include sarapan untuk 2 orang. Homestay-nya cukup nyaman dengan pemandangan yang langsung mengarah ke pantai. 


Oh ya, untuk masuk ke area bangsring underwater ini pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang. Sore itu akhirnya kami habiskan melihat-lihat area sekitar pantai dan bermain sebentar di pinggir pantai saat hujan sudah reda. 



Keesokan paginya, cuaca cukup cerah dan kondisi di laut sudah cukup tenang. Akhirnya kami bisa merasakan salah satu wisata bawah laut dengan melakukan snorkeling. Untuk tarif  snorkeling pengunjung bisa membayar 30.000 per orang, sedangkan  diving sebesar Rp 500.000 per orang. Jika ingin menggunakan pemandu bagi pemula untuk menunjukkan spot yang bagus juga disediakan oleh pihak pengelola. 


Kami pun menyewa alat snorkeling dan menyewa seorang pemandu karena ini pertama kali bagi suami dan kedua kali bagi saya. Tapi, karena saya juga sebenarnya tidak bisa berenang, jadi memang harus menggunakan pemandu untuk bisa snorkeling dengan lebih aman. 


Tempat spot untuk snorkeling ternyata berada di sekitaran Rumah Apung. Rumah Apung ini merupakan tempat meeting point wisatawan yang ingin melakukan snorkeling dan diving. Selain itu, Rumah Apung ini merupakan tempat keramba ikan yang digunakan untuk tempat konservasi ikan hiu dan penyu. Untuk menyeberang ke Rumah Apung ini pengunjung juga harus membayar sebesar Rp 5.000 per orang. 



Meskipun ini pengalaman kedua saya untuk snorkeling, tapi masyaAllah saya masih merasa takjub dengan keindahan bawah laut. Berbagai macam ikan dan terumbu karang yang indah di dasar laut bisa saya lihat dari dekat. Mengagumi ciptaan Allah yang cantik dengan jenis yang bervariatif. 


Bagaimana dengan anak-anak? Anak-anak tidak ikut snorkeling, mereka hanya menunggu di Rumah Apung sambil melihat ikan-ikan yang berenang di sekitar permukaan. Airnya cukup jernih sehingga kami masih bisa melihat dari atas Rumah Apung. Anak-anak pun tetap senang karena mereka bisa memberi makan ikan dan bermain di sekitar Rumah Apung, termasuk melihat anak ikan hiu yang ada di keramba ikan. 


Ini menjadi pengalaman yang berharga buat kami, karena pertama kalinya mengajak anak-anak ke pantai. Anak-anak pun terlihat antusias bermain air di pinggir pantai dan bermain pasir pantai. Semoga bisa selalu meluangkan waktu berkualitas bersama keluarga dan mensyukuri setiap kejadian dan pengalaman yang kami alami. Aamiin...