Monday, 21 August 2023

LDR (Long Distance Relationship)

LDR atau yang biasa disebut hubungan jarak jauh adalah kondisi dimana sebuah hubungan spesial antara dua orang manusia yang dilakukan secara berjauhan (tidak berada dalam lokasi yang sama), bisa beda kota, beda provinsi, beda pulau, bahkan beda benua. Bagi para pasangan muda atau sudah tua pastinya tidak ingin merasakan yang namanya hubungan secara jarak jauh ini. Banyak beredar juga pendapat orang yang menyatakan jika hubungan yang dilakukan secara jarak jauh ini atau LDR tidak akan berlangsung lama karena jarak yang terpisah menyebabkan keduanya tidak bisa bertemu secara intens sehingga rentan untuk putus hubungan ditengah jalan. Padahal penyebab putusnya hubungan atau tidak harmonisnya sebuah hubungan bukan dikarenakan jauhnya jarak, tapi kualitas dari komunikasi yang dibangun oleh pasangan ini. Sebagai contoh misalnya pasangan A yang berada di kota yang sama, hampir setiap hari ketemu, tapi komunikasi yang dilakukan jarang atau saat ketemu malah asyik lihat HP masing-masing, hubungan mereka pun tidak berlangsung lama. Contoh kedua adalah pasangan B yang berada di kota yang berbeda, tapi setiap hari mereka saling berkomunikasi dan saling menaruh kepercayaan pada pasangannya, insyaAllah niscaya pasangan ini akan langgeng. Jadi intinya salah satu tips untuk mempertahankan sebuah hubungan adalah komunikasi, pengertian, dan kepercayaan yang selalu dibangun oleh kedua pasangan.

Bicara soal LDR, aku ini adalah salah satu orang yang pernah mengalami LDR. Bahkan saat PDKT atau ta’aruf pun aku dan calon pasangan ini berada dalam jarak yang berjauhan, aku di Bandung, dia di Groningen. Kami ini terpisah oleh jarak yang begitu jauh (antar benua) dan jarak waktu juga (beda 5 jam saat summer dan beda 6 jam saat winter). Tapi alhamdulillah semua prosesnya berjalan lancar, mulai dari pendekatan, proses lamaran, bahkan sampai persiapan pernikahan dilakukan secara berjauhan.

Selepas pernikahan pun kami hanya punya waktu satu minggu untuk bersama, karena setelah satu minggu itu sang suami harus kembali lagi ke Groningen untuk melanjutkan studinya dan saat itu aku belum bisa menyusul juga karena satu dan lain hal. Waktu satu minggu bersama itu kami manfaatkan dengan sebaik-baiknya, terlebih lagi karena kami benar-benar tidak tahu satu sama lain, jadi satu minggu ini kami manfaatkan juga untuk mengenal kebiasaan masing-masing. Kami jalan-jalan layaknya orang pacaran dan rasanya sangat menyenangkan karena kami sudah halal, jadi tidak ada perasaan berdosa ketika jalan berpegangan tangan atau sambil menggandeng. Kami bepergian selalu menggunakan motor, aku pun sudah mulai terbiasa untuk memeluk suami ku dari belakang, padahal biasanya risih banget kalo ngeliat orang pelukan di motor. Kami memiliki beberapa to do list untuk dilakukan berdua, diantaranya makan bareng di luar, nonton ke bioskop, jalan-jalan di mall, intinya ngedate sebelum ditinggal suami.

H-2 sebelum kepulangan suami ke Groningen, kami pun pergi ke Jakarta (rumah kakak iparku). Di sana juga kami menghabiskan waktu bersama dan berjalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dan di malam sebelum keberangkatannya aku pun sempat menangis karena tak kuasa untuk ditinggalkan, mau ditahan-tahan juga tetep keluar si air mata itu. Hari H keberangkatan pun datang, 1 Januari 2017, satu minggu selepas pernikahan, sang suami harus kembali ke Groningen. Saat itu pesawatnya take off sekitar jam 15.30 WIB, kami pun sudah bersiap-siap dari pagi, tapi baru berangkat sekitar jam 11.00 WIB dari daerah Halim PK (tidak terlalu jauh ke Bandara Soekarno-Hatta). Tapi apa dikata, namanya di Jakarta yah, kota macet dan tidak bisa diprediksi, kami pun harus mengalami kemacetan yang cukup panjang. Saat itu suami ku udah panik banget, mukanya udah ga kontrol dan ga nyantei, aku cuma bisa megang tanggannya, mengusap-usap supaya dia lebih tenang. Ya namanya orang panik susah juga buat ditenangin, takut telat lah, takut ketinggalan pesawat, dan segala dipikirin. Alhamdulillahnya kita masih bisa sampe bandara sekitar jam 13.30 WIB, dua jam sebelum keberangkatan. Alhasil kita ga bisa dadah-dadahan ala film AADC dan ga bisa pamitan secara proper. Akhirnya cuma bisa pamitan dengan salaman biasa, trus buru-buru ngeluarin koper gede dan langsung masuk ke pintu keberangkatan.

Dari sini kehidupan LDM (Long Distance Marriage) pun dimulai. Belum apa-apa rasa kesepian sudah menghampiri. Meskipun saat awal pernikahan masih kagok saat ada orang yang tidur disamping, tapi satu minggu itu sudah cukup untuk mengubah kebiasaan. Maka hari pertama tanpa ada suami rasanya sangat aneh, biasanya semua dikerjakan bersama-sama atau kemana-mana ada yang ngintilin, tiba-tiba sekarang ga ada. Aku baru bisa sedikit terbiasa lagi setelah satu minggu ditinggal sang suami ke Groningen. Tentu saja aku kembali menjalani aktivitasku yang saat itu masih menjadi asisten akademik di tempatku kuliah dulu dan suamiku pun menjalani aktivitasnya kembali melanjutkan S3nya.

Yang menjadi faktor utama penghambat kami adalah masalah perbedaan waktu yang sampai 5-6 jam. Hal ini menyebabkan kami harus menyiasati waktu untuk tetap bisa saling berkomunikasi. Sebelumnya kami sudah ada pengalaman juga saat sebelum menikah, tapi tetap saja rasanya berbeda mungkin karena sekarang sudah suami istri jadi kalo berjauhan itu rasanya seperti ada separuh jiwa yang hilang (cieee alay). Dalam menghadapi LDR kita harus punya tips dan trik yang pas supaya hubungan kita tetap lancar dan komunikasi tetap berjalan. Disini aku mau berbagi sedikit tentang tips dan trik untuk menghadapi LDR (tapi ini based on my experience ya, jadi tiap orang bisa beda cara untuk menjalaninya).

1.       Komunikasi sebisa mungkin tetap berjalan setiap hari.

Yang paling penting dalam sebuah hubungan adalah komunikasi yang lancar antar pasangan, jangan ada yang disembunyikan atau sebisa mungkin jangan pernah berbohong sama pasangan kita, supaya tetap terjalin juga kepercayaan dari pasangan kita. Aku membiasakan setiap hari harus ada komunikasi sama suami, entah itu hanya chatting via whatsapp, atau sampai video call. Video call menurutku lebih ampuh untuk mengurangi sedikit saja kerinduan karena setidaknya kita melihat wajah suami kita, kita tahu apa saja yang dia lakukan, jadi tetap terpantau kegiatannya. 

2.       Mulai mencari kesibukan lain supaya pikiran kita tidak selalu mengarah pada suami.

Beraktivitas dengan berbagai kesibukan adalah salah satu cara pengalihan yang paling baik. Saat kita berada dalam kondisi berjauhan, kita harus tetap produktif yang salah satunya dilakukan dengan bekerja atau berkarya. Jadi meskipun berjauhan, kita tidak selalu memikirkan pasangan kita, tapi ada saatnya kita juga sibuk dengan apa yang kita kerjakan dan fokus dengan diri kita sendiri. Menurutku itu adalah hal yang penting, karena nanti ketika sudah bersama kita akan sulit untuk memiliki waktu sendiri. Jadi nikmati saat kamu masih bisa punya “me time”, tapi jangan sampai kebablasan juga dan malah jd nyari sosok orang lain untuk dijadikan teman mengobrol atau curhat, terutama laki-laki. Ingat! Kita masih harus menjaga kepercayaan yang sudah diberikan oleh pasangan kita, jadi kita mesti menghargai pasangan kita dengan sedikit menjaga jarak dengan teman laki-laki.

3.       Selalu belajar sabar dan pengertian, karena itu kuncinya supaya kita tetep bisa percaya sama pasangan.

Menurutku ini yang paling sulit karena kesabaran setiap orang berbeda-beda. Justri disinilah kesetiaan kita juga diuji, jika kita bisa sabar dalam menghadapi ujian ini dan tetap percaya sama pasangan, insyaAllah hubungan kita dengan pasangan bakal naik level.

4.       Berdoa sama Allah supaya menjaga pasangan kita dimanapun dia berada dan semoga ada jalan untuk segera dipertemukan kembali.  

Ini yang paling penting sih karena berharap pada manusia itu memang sebaiknya dihindari, yang pasti-pasti saja yaitu berharap kepada Allah semoga pasangan kita sekarang memang jodoh dunia dan akhirat kita. Berusaha dan berikhtiar untuk tetap menjalin komunikasi, berdoa untuk selalu dijaga dan bisa dipertemukan kembali, sisanya tinggal bertawakal dan berserah diri atas segala ketentuan Allah SWT.

Nah, itu sih sedikit tips dari aku dalam menjalani hubungan LDR, semoga teman-teman bisa menjalankan salah satu dari tips nya juga yaa 😊

No comments:

Post a Comment