LDR atau yang biasa disebut hubungan jarak jauh adalah kondisi dimana sebuah hubungan spesial antara dua orang manusia yang dilakukan secara berjauhan (tidak berada dalam lokasi yang sama), bisa beda kota, beda provinsi, beda pulau, bahkan beda benua. Bagi para pasangan muda atau sudah tua pastinya tidak ingin merasakan yang namanya hubungan secara jarak jauh ini. Banyak beredar juga pendapat orang yang menyatakan jika hubungan yang dilakukan secara jarak jauh ini atau LDR tidak akan berlangsung lama karena jarak yang terpisah menyebabkan keduanya tidak bisa bertemu secara intens sehingga rentan untuk putus hubungan ditengah jalan. Padahal penyebab putusnya hubungan atau tidak harmonisnya sebuah hubungan bukan dikarenakan jauhnya jarak, tapi kualitas dari komunikasi yang dibangun oleh pasangan ini. Sebagai contoh misalnya pasangan A yang berada di kota yang sama, hampir setiap hari ketemu, tapi komunikasi yang dilakukan jarang atau saat ketemu malah asyik lihat HP masing-masing, hubungan mereka pun tidak berlangsung lama. Contoh kedua adalah pasangan B yang berada di kota yang berbeda, tapi setiap hari mereka saling berkomunikasi dan saling menaruh kepercayaan pada pasangannya, insyaAllah niscaya pasangan ini akan langgeng. Jadi intinya salah satu tips untuk mempertahankan sebuah hubungan adalah komunikasi, pengertian, dan kepercayaan yang selalu dibangun oleh kedua pasangan.
Bicara soal LDR, aku ini adalah
salah satu orang yang pernah mengalami LDR. Bahkan saat PDKT atau ta’aruf pun aku
dan calon pasangan ini berada dalam jarak yang berjauhan, aku di Bandung, dia
di Groningen. Kami ini terpisah oleh jarak yang begitu jauh (antar benua) dan
jarak waktu juga (beda 5 jam saat summer dan beda 6 jam saat winter). Tapi
alhamdulillah semua prosesnya berjalan lancar, mulai dari pendekatan, proses
lamaran, bahkan sampai persiapan pernikahan dilakukan secara berjauhan.
Selepas pernikahan pun kami hanya
punya waktu satu minggu untuk bersama, karena setelah satu minggu itu sang
suami harus kembali lagi ke Groningen untuk melanjutkan studinya dan saat itu
aku belum bisa menyusul juga karena satu dan lain hal. Waktu satu minggu
bersama itu kami manfaatkan dengan sebaik-baiknya, terlebih lagi karena kami
benar-benar tidak tahu satu sama lain, jadi satu minggu ini kami manfaatkan
juga untuk mengenal kebiasaan masing-masing. Kami jalan-jalan layaknya orang
pacaran dan rasanya sangat menyenangkan karena kami sudah halal, jadi tidak ada
perasaan berdosa ketika jalan berpegangan tangan atau sambil menggandeng. Kami
bepergian selalu menggunakan motor, aku pun sudah mulai terbiasa untuk memeluk
suami ku dari belakang, padahal biasanya risih banget kalo ngeliat orang
pelukan di motor. Kami memiliki beberapa to do list untuk dilakukan berdua,
diantaranya makan bareng di luar, nonton ke bioskop, jalan-jalan di mall,
intinya ngedate sebelum ditinggal suami.
H-2 sebelum kepulangan suami ke
Groningen, kami pun pergi ke Jakarta (rumah kakak iparku). Di sana juga kami
menghabiskan waktu bersama dan berjalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah
(TMII). Dan di malam sebelum keberangkatannya aku pun sempat menangis karena
tak kuasa untuk ditinggalkan, mau ditahan-tahan juga tetep keluar si air mata
itu. Hari H keberangkatan pun datang, 1 Januari 2017, satu minggu selepas
pernikahan, sang suami harus kembali ke Groningen. Saat itu pesawatnya take
off sekitar jam 15.30 WIB, kami pun sudah bersiap-siap dari pagi, tapi baru
berangkat sekitar jam 11.00 WIB dari daerah Halim PK (tidak terlalu jauh ke
Bandara Soekarno-Hatta). Tapi apa dikata, namanya di Jakarta yah, kota macet
dan tidak bisa diprediksi, kami pun harus mengalami kemacetan yang cukup
panjang. Saat itu suami ku udah panik banget, mukanya udah ga kontrol dan ga
nyantei, aku cuma bisa megang tanggannya, mengusap-usap supaya dia lebih
tenang. Ya namanya orang panik susah juga buat ditenangin, takut telat lah,
takut ketinggalan pesawat, dan segala dipikirin. Alhamdulillahnya kita masih
bisa sampe bandara sekitar jam 13.30 WIB, dua jam sebelum keberangkatan.
Alhasil kita ga bisa dadah-dadahan ala film AADC dan ga bisa pamitan secara
proper. Akhirnya cuma bisa pamitan dengan salaman biasa, trus buru-buru
ngeluarin koper gede dan langsung masuk ke pintu keberangkatan.
Dari sini kehidupan LDM (Long
Distance Marriage) pun dimulai. Belum apa-apa rasa kesepian sudah menghampiri.
Meskipun saat awal pernikahan masih kagok saat ada orang yang tidur disamping,
tapi satu minggu itu sudah cukup untuk mengubah kebiasaan. Maka hari pertama
tanpa ada suami rasanya sangat aneh, biasanya semua dikerjakan bersama-sama
atau kemana-mana ada yang ngintilin, tiba-tiba sekarang ga ada. Aku baru bisa sedikit
terbiasa lagi setelah satu minggu ditinggal sang suami ke Groningen. Tentu saja
aku kembali menjalani aktivitasku yang saat itu masih menjadi asisten akademik
di tempatku kuliah dulu dan suamiku pun menjalani aktivitasnya kembali
melanjutkan S3nya.
Yang menjadi faktor utama
penghambat kami adalah masalah perbedaan waktu yang sampai 5-6 jam. Hal ini
menyebabkan kami harus menyiasati waktu untuk tetap bisa saling berkomunikasi.
Sebelumnya kami sudah ada pengalaman juga saat sebelum menikah, tapi tetap saja
rasanya berbeda mungkin karena sekarang sudah suami istri jadi kalo berjauhan
itu rasanya seperti ada separuh jiwa yang hilang (cieee alay). Dalam menghadapi
LDR kita harus punya tips dan trik yang pas supaya hubungan kita tetap lancar dan
komunikasi tetap berjalan. Disini aku mau berbagi sedikit tentang tips dan trik
untuk menghadapi LDR (tapi ini based on my experience ya, jadi tiap orang bisa
beda cara untuk menjalaninya).
1.
Komunikasi sebisa mungkin tetap berjalan setiap
hari.
Yang paling penting dalam sebuah hubungan adalah komunikasi yang lancar antar pasangan, jangan ada yang disembunyikan atau sebisa mungkin jangan pernah berbohong sama pasangan kita, supaya tetap terjalin juga kepercayaan dari pasangan kita. Aku membiasakan setiap hari harus ada komunikasi sama suami, entah itu hanya chatting via whatsapp, atau sampai video call. Video call menurutku lebih ampuh untuk mengurangi sedikit saja kerinduan karena setidaknya kita melihat wajah suami kita, kita tahu apa saja yang dia lakukan, jadi tetap terpantau kegiatannya.
2.
Mulai mencari kesibukan lain supaya pikiran kita
tidak selalu mengarah pada suami.
Beraktivitas
dengan berbagai kesibukan adalah salah satu cara pengalihan yang paling baik. Saat
kita berada dalam kondisi berjauhan, kita harus tetap produktif yang salah
satunya dilakukan dengan bekerja atau berkarya. Jadi meskipun berjauhan, kita
tidak selalu memikirkan pasangan kita, tapi ada saatnya kita juga sibuk dengan
apa yang kita kerjakan dan fokus dengan diri kita sendiri. Menurutku itu adalah
hal yang penting, karena nanti ketika sudah bersama kita akan sulit untuk
memiliki waktu sendiri. Jadi nikmati saat kamu masih bisa punya “me time”, tapi
jangan sampai kebablasan juga dan malah jd nyari sosok orang lain untuk
dijadikan teman mengobrol atau curhat, terutama laki-laki. Ingat! Kita masih
harus menjaga kepercayaan yang sudah diberikan oleh pasangan kita, jadi kita
mesti menghargai pasangan kita dengan sedikit menjaga jarak dengan teman
laki-laki.
3.
Selalu belajar sabar dan pengertian, karena itu
kuncinya supaya kita tetep bisa percaya sama pasangan.
Menurutku ini
yang paling sulit karena kesabaran setiap orang berbeda-beda. Justri disinilah kesetiaan
kita juga diuji, jika kita bisa sabar dalam menghadapi ujian ini dan tetap percaya
sama pasangan, insyaAllah hubungan kita dengan pasangan bakal naik level.
4.
Berdoa sama Allah supaya menjaga pasangan kita dimanapun
dia berada dan semoga ada jalan untuk segera dipertemukan kembali.
Ini yang paling penting sih
karena berharap pada manusia itu memang sebaiknya dihindari, yang pasti-pasti
saja yaitu berharap kepada Allah semoga pasangan kita sekarang memang jodoh dunia
dan akhirat kita. Berusaha dan berikhtiar untuk tetap menjalin komunikasi, berdoa
untuk selalu dijaga dan bisa dipertemukan kembali, sisanya tinggal bertawakal
dan berserah diri atas segala ketentuan Allah SWT.
Nah, itu sih sedikit tips dari
aku dalam menjalani hubungan LDR, semoga teman-teman bisa menjalankan salah
satu dari tips nya juga yaa 😊
No comments:
Post a Comment